- See more at: http://zootodays.blogspot.com/2012/04/cara-memasang-widget-like-fanspage.html#sthash.J3BpsUTo.dpuf

ANTARIKSA.INFO

INFO SEPUTAR JAGAD RAYA DAN ALAM SEMESTA

Perang Antar Galaxy

Perang Galaksi di Centaurus A

Foto di bawah ini menampilkan Centaurus A, ‘galaksi radio’ terdekat dengan Bumi, yang saling memakan satu sama lain.



Perang galaksi: Tarik menarik antara dua sistem

Pakar astronomi kini memperkirakan bahwa Centaurus A terbentuk karena penggabungan dua galaksi berbeda -- dan foto terbaru ini mendukung teori tersebut. Jejak debu dalam foto yang baru dirilis ini diperkirakan adalah sisa-sisa galaksi spiral yang terkoyak-koyak oleh galaksi eliptis raksasa.


Fenomena ini akan terus terlihat di langit kita dan butuh ratusan juta tahun lagi sebelum 'perebutan galaksi' ini benar-benar menghilang.

Centaurus A terletak sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi. Ia memiliki pusat lubang hitam dengan massa 100 juta kali lebih besar dari Matahari. Ahli astronomi percaya bahwa lubang hitam inilah yang memproduksi frekuensi radio luar biasa besarnya, sekaligus menghasilkan nukleus yang bercahaya dan fitur-fitur jet.




Lokasi sistem Centaurus A yang 'tidak biasa'

Teleskop Observatorium Eropa Selatan di Chile menangkap gambar galaksi ini selama 50 jam. Citra-citra yang mereka dapatkan menampilkan detail mengagumkan dari sistem yang sudah dipelajari secara mendalam tersebut.

"Centaurus A ini menarik karena ia adalah galaksi radio terdekat dengan kita, sehingga lebih mudah untuk dipelajari," kata juru bicara Observatorium Eropa Selatan Richard Hook kepada Yahoo! News. "Ada semacam jejak debu di sekitar pusatnya, yang sebenarnya merupakan satu galaksi tersedot oleh galaksi lain."

"Citra ini sebenarnya punya pencahayaan yang sangat panjang, artinya menunjukkan struktur yang cukup halus. Ini adalah foto terbaik dari sistem Centaurus A yang pernah kami ambil," dia menambahkan.

Centaurus A mendapat nama tersebut karena ia adalah sumber gelombang radio pertama yang ditemukan di konstelasi Centaurus pada 1950an. Centaurus pertama ditemukan oleh astronom Inggris James Dunlop di observatorium Parramatta di Australia, pada 4 Agustus 1826

Angin Perusak Galaxy

Angin Perusak Galaksi Ditemukan


Angin Perusak Galaksi Ditemukan. Observatorium infra merah luar angkasa Herschel milik European Space Agency (ESA) telah mendeteksi pergerakan Angin Perusak Galaksi. Angin ini terdiri dari molekul gas yang mengalir pergi dari galaksi.


Angin ini sudah dipantau selama bertahun-tahun dan diduga memiliki kekuatan yang cukup sebagai  Angin Perusak Galaksi Ditemukan. Ia akan memusnahkan galaksi yang terdiri dari gas dan menghentikan pembentukan bintang sejak dini.

Angin Perusak Galaksi Ditemukan dan dideteksi oleh Herschel sungguh sangat luar biasa. Sebagian bertiup sangat kencang, dengan kecepatan lebih dari 1.000 kilometer per detik. Angin ini 10 ribu kali lebih cepat dibandingkan dengan badai yang berhembus di Bumi.

“Ini kali pertama aliran gas molekular seperti itu bisa diamati dengan jelas dalam sebuah galaksi,” kata Echard Sturm, peneliti dari Max-Planck Institut, yang mengetuai penelitian, seperti dikutip dari Daily Galaxy, Rabu 11 Mei 2011.

Temuan ini, kata Sturm, merupakan hal yang penting karena bintang terbentuk dari gas molekular. Sementara aliran angin ini mencuri bahan-bahan milik galaksi yang dibutuhkan untuk membuat bintang baru. “Jika hembusannya cukup kuat, mereka bahkan bisa menghentikan total pembentukan bintang,” ucapnya.

“Dengan Herschel, kini kita bisa mempelajari apa pengaruh hembusan angin ini terhadap evolusi galaksi,” sebut Sturm.


Dari penelitian, disimpulkan bahwa hingga 1.200 kali lipat massa Matahari kita hilang setiap tahunnya akibat hembusan angin dahsyat tersebut. Jumlah itu sama dengan terkurasnya persediaan gas milik galaksi untuk membentuk bintang antara satu sampai 100 juta tahun ke depan. Padahal, gangguan terhadap pembentukan bintang memiliki efek buruk pada galaksi tersebut.

Angin ini sendiri bisa jadi disebabkan oleh pengeluaran partikel dan cahaya yang sangat intens dari sebuah bintang baru atau bisa juga oleh gelombang kejut yang berasal dari ledakan bintang tua. Alternatif lain, angin bisa dipicu oleh radiasi yang diakibatkan oleh zat-zat yang berputar kencang di sekitar lubang hitam, di tengah-tengah galaksi.


Matahari Menuju Masa Non-Aktif

Matahari Akan Istirahat?
2012, Matahari menuju masa non aktif



Beberapa hari yang lalu, tepatnya 7 Juni 2011, Matahari telah mengalami peristiwa erupsi dahsyat. Dan hal ini dikatakan belum seberapa, karena erupsi dahsyat pada tanggal itu bukanlah puncak dari aktifitas Matahari.


Sekedar informasi tambahan, bahwasanya puncak dari aktifitas Matahari adalah tahun 2012. Bahkan aktifitas Matahari pada tahun tersebut dikaitkan dengan hari Kiamat.

Memang, selama bertahun-tahun, para ilmuwan memprediksi bahwa Matahari akan mencapai puncak aktifitas atau solar maximum atau periode di mana bintik matahari dan lidah api akan mencapai aktivitas puncaknya di tahun 2012 yang akan datang.

Anggapan bahwa tahun 2012 merupakan puncak dari aktifitas Matahari, belakangan pendapat tersebut dimentahkan. Beberapa orang dari kalangan ilmuwan memprediksi sebaliknya. Yaitu tahun 2012 bukan merupakan puncak dari aktifitas Matahari.




Paling tidak ada tiga penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan. Dan dalam penelitian tersebu terungkap bahwa para pakar yakin jika siklus bintik matahari akan berkurang dan menuju ke masa nonaktif pertama sejak abad ke-17 lalu. (Apakah ini bisa dikatakan Matahari akan sampai masa istirahat? Dan jika ya, apakah berarti Matahari tidak memancarkan sinarnya?)

Sebagaimana diungkapkan oleh pakar dari National Solar Observatory (NSO) dan Air Force Research Laboratory, tanda-tanda yang saat ini telah terlihat adalah mulai hilangnya aliran semburan api, bintik-bintik yang memudar, dan penurunan aktivitas di kawasan kutub atau pole Matahari.

Apa yang terungkap merupakan temuan yang sangat tidak lazim dan juga tidak diduga-duga. Demikian pendapat Frank Hill, Associate Director Solar Synoptic Network NSO, seperti dikutip dari News24, 16 Juni 2011.

Temuan di atas diperkuat dengan 3 penelitian yang menggunakan pendekatan sangat berbeda terhadap Matahari. Kesimpulan yang didapat adalah satu hal yang sama. Berarti, hal ini menunjukkan indikasi yang sangat kuat bahwa siklus bintik Matahari akan menuju ke hibernasi.


Aktivitas Matahari cenderung naik turun setiap sekitar 11 tahun. Solar maximum dan solar minimum yang masing-masing menandai perbalikan kutub mangnet Matahari terjadi setiap 22 tahun.

Para pakar kini menganalisa apakah periode non aktif ini merupakan Maunder Minimum, yakni periode di mana Matahari jarang memunculkan bintiknya dan bisa berlangsung selama 70 tahun. Sebelum ini, Maunder Minimum pernah terjadi pada tahun 1645 sampai 1715 lalu.

“Jika perkiraan kami benar, ini mungkin akan menjadi solar maximum terakhir yang akan kita lihat dalam beberapa dekade ke depan,” kata Hill. “Itu akan mempengaruhi berbagai hal, mulai dari penjelajahan angkasa luar sampai ke perubahan iklim di Bumi,” ucapnya.

Hasil temuan ketiga penelitian yang berbeda itu sendiri diumumkan pada pertemuan tahunan Solar Physics Division dari American Astronomical Society di New Mexico, Amerika Serikat.

Ancaman Tabrakan Asteroid

10 Negara Paling Beresiko Tabrakan Asteroid

asteroid tabrak bumi

10 negara paling berisiko | Sebagaimanadiinformasikan sebelumnya bahwa ada 4700 asteroid yang membahayakan bumi. Temuan NASA tersebut sekanjutnya menjadi acuan studi para ilmuwan. Berdasarkan perhitungan cermat, para peneliti dari University of Southhampton berhasil mengidentifikasi bahwa ada 10 negara yangpaling berpotensi mengalami kerusakan sangat parah akibat tabrakan asteroid di atas.




Dari hasil simulasi dengan menggunakan perangkat lunak, NEOimpactor, singkatan dari "NEO" atau Near Earth Object programme NASA, didapati ada 10 negara yang paling mempunyai resiko yaitu: China, Indonesia, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil, dan Nigeria.


Dari sepuluh negara yang beresiko, ada lima negara yang berpotensi kehilangan nyawa manusia paling banyak. Kelima negara tersebut adalah China, Indonesia, India, Jepang dan Amerika Serikat. Negara yang menghadapi dampak ekonomi paling parah karena hancurnya infrastruktur akibat tabrakan asteroid adalah Amerika Serikat, China, Swedia, Kanada dan Jepang.

Sekitar seratus tahun yang lalu sebuah kawasan terpencil di dekat Sungai Tunguska menjadi saksi hidup ledakan asteroid yang relatif kecil. Namun demikian, diameter bekas ledakan mencapai sekitar 50 meter dan menghanguskan serta membuat rata hutan. Jika jatuh dan meledak di tengah kota London atau New York, tentu dapat meluluhlantahkan semuanya.


Misteri Terbesar Planet Venus

Misteri Terbesar Planet Venus


Meskipun planet kedua dari matahari dinamai dewi cinta Romawi, Venus adalah sesuatu tapi indah, setidaknya dari perspektif hospitality. Sebagai bukti permulaan, suhu permukaannya hingga mencapai 900 derajat Fahrenheit, dan ini membuat Venus merupakan planet terpanas di tata surya.


Seperti yang Anda bayangkan, mempelajari Venus telah terbukti sulit. Tapi sedikit demi sedikit, para ilmuwan belajar lebih banyak tentang planet tetangga terdekat Bumi ini. Berikut ini adalah beberapa misteri terbesar tentang obyek terang di langit kita setelah matahari dan bulan:


Iklim pergi untuk merusak

Venus kadang-kadang disebut sebagai "kembaran jahat" Bumi. Dalam hal ukuran, komposisi dan lokasi orbit, neraka Venus sebenarnya merupakan planet yang paling mirip dengan planet yang kita miliki (paling tidak seperti yang kita tahu). Pada awal dalam sejarah Venus, para ilmuwan berpikir, bahwa dunia ini kemungkinan banyak seperti Bumi, dengan lautan dan iklim yang lebih dingin. 


Tapi lebih dari beberapa miliar tahun, efek rumah kaca tampaknya telah mengambil alih. Venus adalah kira-kira sepertiga lebih dekat ke matahari daripada Bumi, dan karena itulah maka Venus menerima dua kali jumlah sinar matahari. Panas yang berlebihan menyebabkan penguapan yang lebih besar dari permukaan air pada awalnya. Pada gilirannya, uap air yang terperangkap menjadi lebih panas, pada tahapan selanjutnya, pemanasan planet ini memicu penguapan secara berlebihan, dan seterusnya, sehingga mengakibatkan lautan lenyap.

Mencari tahu persisnya kapan dan bagaimana Venus menjadi tungku pemanas akan membantu kita dalam pemodelan iklim bumi yang berubah, serta menghindari kemungkinan bumi berbagi nasib sama seperti Venus.


Super-atmosfer berputar 

Venus ternyata berputar pada porosnya jauh lebih lambat daripada Bumi - satu hari Venus pun berlangsung sama dengan 243 hari di Bumi, yang lebih dari satu tahun Venus, yang memakan waktu 224 hari Bumi. Angin di puncak awan Venus bisa mencapai 220 mil per jam (360 kilometer per jam), atau sekitar 60 kali kecepatan perputaran planet. (Angin disebabkan sebagian oleh rotasi planet.) Persamaannya, jika angin yang sama bertiup di bumi, angin awan khatulistiwa akan mencapai kecepatan yang menakjubkan yaitu 6.000 mil per jam (9.650 kilometer per jam).

Spinning mundur
 
Semua planet di orbit tata surya matahari dalam arah yang berlawanan bila dilihat dari kutub utara matahari, dan hampir semua berputar dalam arah yang sama pada sumbu mereka. Tidak begitu di Venus, yang memiliki rotasi retrograde (Uranus melakukan hal ini, juga). Di Venus, dengan kata lain, matahari terbit di barat dan terbenam di timur.

Flash, boom?
 
Ini masih merupakan pertanyaan terbuka jika memang zaps petir dari awan Venus.Meskipun pesawat ruang angkasa Venus Express telah "mendengar" elektromagnetik statis yang menghasilkan karakteristik petir di Bumi, kamera belum menangkap flash optik yang jelas, kata Grinspoon.

Bagaimana petir ini mungkin termasuk bentuk misterius juga. Di Bumi, peran kunci dimainkan oleh kristal es dalam awan, bahan yang ada di pasokan pendek di atmosfer hiper-kering Venus.

Hot spot kehidupan Alien?
 
Grinspoon mengatakan, ada argumen yang masuk akal untuk kehidupab Venus - bukan di permukaan planet super panas, tetapi dalam awan. Sekitar 30 kilometer, ada tempat yang bisa ditinggali di mana tekanan dan suhu sama dengan. Untuk energi, makhluk mengambang menyerupai bakteri bisa menggunakan sinar matahari yang cukup atau bahan kimia di awan . Tentu saja, makhluk ini akan mentolerir asam sulfat, tapi yang disebut di Bumi dengan extremophiles telah menunjukkan bahwa kehidupan dapat berkembang bahkan dalam lingkungan yang paling keras.

"Awan ini perlu ditelusuri karena berbagai alasan," kata Grinspoon, "dan salah satunya adalah kemungkinan semacam kehidupan yang eksotis."


Bukti Kehidupan Awal Bumi

Bukti Kehidupan Awal Bumi Ada di Bulan


Bukti Kehidupan Awal Bumi Ada di Bulan. Mengetahui bagaimana kehidupan dimulai di planet Bumi adalah salah satu target utama ilmu pengetahuan. Sejumlah peneliti asal Inggris memiliki teori baru. Mereka yakin kunci untuk mengetahui misteri bentuk kehidupan awal di Bumi justru berada di bulan.

Peneliti menyebutkan, batu-batuan yang berasal dari planet Bumi terlempar ke bulan saat asteroid membombardir Bumi dan inner planet (planet paling dekat dengan Matahari) lainnya.

Sebagai informasi, sekitar 4 miliar tahun lalu, terjadi fenomena hujan meteor yang disebut sebagai Late Heavy Bombardment. Ketika itu, planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dihujani oleh ribuan asteroid dan meteorit yang menghantam permukaan planet.

Fenomena sangat mengerikan yang berlangsung selama 300 juta tahun itu memiliki efek beragam pada planet-planet yang ketika itu masih muda, salah satunya adalah pelontaran miliaran ton material dari permukaan planet ke luar angkasa.

Pada kasus Bumi, sebagian material itu kemungkinan berhasil tiba di Bulan. Hipotesis ini sangat masuk akal, mengingat di kutub selatan Bumi pernah dijumpai meteorit yang terbukti berasal dari planet Mars.

Untuk itu, sangatlah mungkin berasumsi bahwa planet-planet terdalam saling bertukar material saat Late Heavy Bombardment. Demikian pula dengan Bumi dan Bulan yang juga saling bertukaran material.


Menurut sejumlah pakar dari University of London Birkbeck College School of Earth Sciences, material milik Bumi itu telah mendarat di Bulan dengan mulus sehingga memungkinkan tanda-tanda biologis tetap tersimpan dengan baik.

Dikutip dari Softpedia, 5 Mei 2011, tim peneliti yang diketuai oleh Ian Crawford dan Emily Baldwin menyebutkan, tanda-tanda biologi itu justru tidak akan mampu bertahan di Bumi karena besarnya dampak tumbukan meteor, erosi akibat angin dan hujan, aktivitas volkanik, gempa bumi, dan penguasaan habitat oleh spesies makhluk hidup lain.

Dalam sejumlah simulasi komputer, tim peneliti menunjukkan sebongkah material yang terpental ke arah Bulan akibat tumbukan asteroid pada bumi akan mendarat di permukaan Bulan dengan kecepatan 2,5 kilometer per detik atau kurang. Dengan temperatur yang ada di Bulan, tidak ada bagian dari material itu yang mendekati tekanan puncak yang mengakibatkan material itu meleleh.

Sayangnya, teori baru ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah sampai manusia kembali pergi ke Bulan, mengumpulkan sampel bebatuan dari sejumlah lokasi, dan membawa pulang ke Bumi untuk dianalisa secara mendalam. Namun, melakukan penelitian seperti itu akan memberikan kita pengetahuan yang luar biasa akan sejarah kehidupan di planet Bumi.

Jalan Lolos Dari Black Hole

Ditemukan, Jalan Lolos dari Black Hole

 

Sebuah unsur yang sangat panas telah terdeteksi oleh observatorium sinar gamma integral milik European Space Agency, dalam hitungan milidetik sebelum ia terjerumus ke ruang antah berantah di dalam lubang hitam (black hole).


Temuan ini mengungkapkan adanya sebuah struktur medan magnet yang menyediakan kesempatan lolos bagi partikel-partikel yang disedot olehblack hole.

Dari pengamatan, beberapa ratus kilometer dari pusat lubang hitam, ruangan di sekitar merupakan kawasan penuh badai partikel dan radiasi. Badai raksasa yang terdiri dari partikel jatuh ke dalam lubang hitam dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Akibatnya, temperatur naik ke angka jutaan derajat Celcius.

Umumnya, dibutuhkan hanya satu milidetik saja bagi partikel untuk mencapai titik tersebut. Namun kini astronom mendapati bahwa kawasan yang bergejolak itu juga memiliki medan magnet yang menyediakan jalan keluar bagi partikel yang terhisap.




“Temuan adanya emisi yang terpolarisasi dari pancaran black hole adalah temuan unik,” kata Christoph Winkler, Integral Project Scientist ESA, seperti dikutip dariCosmosmagazine, 8 April 2011. “Ini pertamakalinya medan magnet teridentifikasi sangat dekat dengan lubang hitam,” ucapnya.

Penemuan itu sendiri diawali ketika Philippe Laurent, ketua tim peneliti dari Institute for Research into the Fundamental Laws of the Universe (IRFU) di Perancis tengah mengamati black hole Cygnus X-1. Ketika itu, Laurent dan rekan-rekannya melihat bahwa ia sedang menggerogoti sebuah bintang yang ada di dekatnya dan “memakan” gas milik bintang itu.

Dari bukti yang mereka temukan, terungkap bahwa medan magnet yang ada cukup kuat untuk merebut sebagian partikel dari gaya gravitasi raksasa milik lubang hitam dan melemparkannya ke luar, membuat sebuah semburan partikel ke ruang angkasa bebas.


“Kami perlu menggunakan hampir seluruh pengamatan yang telah dibuat oleh Integral terhadap Cygnus X-1 untuk melakukan pendeteksian ini,” kata Laurent. “Kami belum mengetahui persis bagaimana partikel yang jatuh diubah menjadi semburan. Masih banyak perdebatan yang terjadi di kalangan pengamat, dan penelitian lebih lanjut akan membantu membuat kesimpulan,” ucap Laurent.

Sebelum ini, semburan di sekitar black hole pernah ditangkap oleh teleskop radio, namun observasi seperti itu tidak bisa melihat black hole dalam detail yang cukup untuk mengetahui seberapa dekat black hole itu dengan sumber semburan. “Ini membuat penelitian integral menjadi sangat berharga,” ucap Laurent.


Get this widget!