- See more at: http://zootodays.blogspot.com/2012/04/cara-memasang-widget-like-fanspage.html#sthash.J3BpsUTo.dpuf

ANTARIKSA.INFO

INFO SEPUTAR JAGAD RAYA DAN ALAM SEMESTA

Ukiran alien di Mastaba Ptah Hotep ?


Ukiran alien di Mastaba Ptah Hotep ?

Jika kita tidak mendapat gambaran yang jelas mengenai sebuah persoalan, maka kita akan dituntun menuju kesimpulan yang salah. Contohnya adalah kasus ukiran alien bermata besar di Mastaba Ptah Hotep, Saqqara, Mesir.

Sejak lama, sebagian orang percaya bahwa bangsa Mesir purba adalah keturunan alien. Piramida adalah buktinya. Karena menurut mereka mustahil manusia tanpa teknologi canggih dapat membangun struktur semegah itu.

Beberapa hari setelah saya menulis soal ukiran helikopter di Abydos, seseorang mengirim email ke saya dan bertanya mengenai ukiran ini. Apakah ukiran ini benar-benar ukiran alien ?

Sebenarnya, wahai para pembaca, saya merasa tidak enak hati. Karena saya dianggap punya kebiasaan menyangkal bukti-bukti teori alien masa purba. Tapi percayalah, saya tidak bermaksud menyangkal teori alien masa purba. Yang selalu saya pertanyakan adalah bukti-bukti yang diajukan.

Bukankah bagus jika kita bisa memisahkan antara bukti yang hoax dengan yang sejati sehingga kita bisa berfokus hanya pada bukti yang sejati ? Saya rasa kalian pasti setuju.

Ini foto yang dimaksud. Ukiran ini terdapat pada mastaba (kuburan) Ptah Hotep di kompleks Necropolis Saqqara di Mesir.



Jika kalian melihat foto ini, pasti kalian akan mengambil kesimpulan bahwa foto ini benar-benar menyerupai alien dan bahwa bangsa Mesir purba memang dikunjungi oleh alien. Tapi. seperti yang saya katakan di paragraf pertama,jika kita tidak mendapat gambaran yang lebih jelas, maka kesimpulan yang diambil bisa salah.

Sekarang, saya akan menunjukkan foto dengan warna yang lebih jelas. Lihat perbedaannya.



Dengan melihat gambar yang lebih jelas, maka ukiran itu semakin tidak mirip dengan alien. Beberapa web yang saya temukan menyebut gambar itu adalahgambar persembahan kepada para dewa.

Tapi saya juga menyadari bahwa untuk meyakinkan kalian, saya tidak bisa hanya menunjukkan gambar yang lebih jelas itu. Harus ada bukti yang lebih konkret. Lagipula, saya percaya, bagi sebagian pembaca, ukiran itu masih terlihat seperti alien bermata besar.

Jadi saya kembali menyusuri ukiran-ukiran lain yang ada di dinding Saqqara untuk mencari petunjuk. Kebetulan saya pernah dihadiahi sebuah buku mengenai Mesir oleh seorang teman yang baru kembali dari Mesir. Buku itu berjudul All of Egypt karangan EB Bonechi. Di dalamnya saya bisa melihat ukiran-ukiran lain di dinding mastaba Ptah Hotep di Saqqara dengan lebih jelas.

Sambil menyusuri gambar-gambar ukiran lainnya, saya menemukan satu petunjuk yang saya rasa bisa menjadi bukti kuat bahwa ukiran itu bukan alien.

Lihat foto dibawah ini. Ukiran ini berada persis di atas ukiran "alien" tersebut (lihat gambar pertama).

Bisakah kalian melihat petunjuk itu ?



Petunjuk yang saya maksud adalah tanaman berwarna hijau di kiri atas foto yang menghadap ke bawah. Bisakah kalian mengenalinya ? Ini saya perbesar.



Belum bisa mengenalinya ? Oh ya, saya putar dahulu. Ini jadinya.



Nah, sekarang kalian bisa mengenalinya. Ya, tanaman itu mirip dengan kepala "alien" yang kita punya.



Menurut saya, bukti ini sudah cukup. Tapi jika kalian merasa tidak cukup, saya akan memberikan sedikit sentuhan terakhir.

Pertama, sebuah pikiran masuk ke dalam otak saya. Bangsa Mesir adalah bangsa yang sangat teliti. Mereka membangun piramida dan kuil dengan presisi yang sangat tinggi. Jika Tanaman hijau itu sama dengan kepala "alien" yang kita punyai, maka saya rasa jumlah kelopak bunga yang ada pada kedua ukiran seharusnya juga sama banyak.

Jadi saya berusaha mencari tahu apakah pemikiran saya benar atau salah. Saya menghitung jumlah kelopak bunga pada kedua ukiran. Ya, masing-masing ada sembilan helai. Keduanya ternyata merupakan objek yang sama.

Jadi kepala "alien" kita ternyata adalah sekuntum tanaman yang ditaruh di sebuah pot. Lihat lehernya, bukankah mirip dengan leher sebuah pot.

Sekarang, walaupun buktinya sudah cukup kuat bahwa ukiran itu bukan alien, saya masih penasaran. Tanaman apa sih yang sampai bisa menyebabkan salah paham seperti itu ?

Saya menjelajahi google dan menemukan jawabannya. Tanaman itu ternyata adalah tanaman teratai. Ini adalah cuplikan gambar dari answers.com. Tanaman kita ada di kiri bawah. Bahkan kalian bisa melihat kelopaknya juga berjumlah sembilan.




Lalu, di web cgi.ebay, saya menemukan sebuah lukisan yang menunjukkan ratu Nefertari mempersembahkan bunga teratai yang sama kepada dewi Isis.



Jadi, website pertama yang saya temukan yang mengatakan bahwa ukiran itu adalah ukiran persembahan ternyata benar adanya.

Saya tidak tahu, apakah foto ukiran ini sengaja dikaburkan untuk membuat kita percaya ? ataukah ini hanya semata faktor ketidaksengajaan dan ketidaktahuan ?

Kalian pasti tahu bahwa saya selalu menerima teori apapun yang diajukan oleh orang lain asalkan bukan didasarkan pada bukti hoax. Jika bukti itu adalah sebuah hoax, maka tidak layak untuk dipikirkan.

Seperti yang saya katakan pada awalnya, Jika kita tidak mendapat gambaran yang jelas mengenai sebuah persoalan, maka kita akan dituntun menuju kesimpulan yang salah.

Hollow Earth Theory


Hollow Earth Theory - Benarkah bumi kita memiliki rongga di dalamnya?

Ada banyak Legenda dari berbagai wilayah di dunia yang menceritakan mengenai adanya dunia lain di dalam perut bumi. Tidak banyak yang menaruh perhatian terhadap legenda-legenda ini sampai seorang ilmuwan ternama mengangkatnya ke dalam forum-forum sains.

Ide kalau bumi kita memiliki rongga sebenarnya bukan sesuatu yang baru.

Legenda dunia bawah tanah
Pada masa Sumeria kuno, dunia bawah tanah sudah pernah disinggung dalamEpic of Gilgamesh. Di Babylonia, ada kisah mengenai turunnya Ishtar ke dunia bawah tanah. Dalam buku Mesir Kuno "Egyptian book of the Dead", dunia di bawah tanah juga disinggung berkali-kali.

Dalam legenda suku Indian Hopi, bahkan ada panduan bagi kita untuk bisa masuk ke dalam perut bumi yang berongga. Menurut suku ini, dunia yang kita diami adalah dunia keempat. Tiga dunia lainnya berada di dalam perut bumi dan salah satu pintunya berada di antara ngarai-ngarai raksasa Colorado.

Mungkin yang paling menarik dari semuanya adalah legenda Tibet mengenai Agharta yang secara harfiah berarti "Kerajaan bawah tanah di pusat bumi dimana raja dunia memerintah".

Menarik, karena masyarakat Tibet menggambarkannya dengan cukup lengkap. Bahkan menurut mereka, kerajaan Shambhala yang misterius juga berada di dalam perut bumi.

Pantas, tidak ada yang bisa menemukannya.

Setelah cukup lama dikenal di dalam legenda-legenda kuno masyarakat dunia, ide bahwa bumi ini memiliki rongga mulai mendapat tempat di dunia sains modern.

Hollow Earth dalam Sains
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Plato memang telah menyinggung adanya lorong-lorong bawah tanah yang membentuk struktur bumi. Namun, pandangan ini baru mendapatkan perhatian ketika dicetuskan oleh ilmuwan ternama bernama Edmund Halley.


Edmund Halley (1656-1742) adalah seorang astronom Inggris yang secara tepat berhasil mengkalkulasi orbit kometyang melewati bumi setiap 76 tahun. Kita mengenalnya sebagai komet Halley.

Ia mencetuskan ide mengenai hollow earth pada tahun 1692. Menurutnya, di bawah kerak bumi yang setebal 500 kaki, ada ruang berongga yang di dalamnya memiliki atmosfer yang mendukung kehidupan.

Bagi kita yang mendengarnya, mungkin mengira Halley terjebak ke dalam pseudo science yang mendasarkan teorinya pada legenda semata. Namun, ternyata ia punya alasan sains yang cukup masuk akal.

Bahkan ia menuangkannya ke dalam sebuah paper yang memiliki judul cukup panjang, yaitu: "An account of the cause of the change of the variation of the magnetical needle with an hypothesis of the structure of the internal parts of the earth: as it was proposed to the Royal Society in one of their later meetings".

Teori ini diambil oleh Halley karena ia menemukan adanya variasi-variasi di dalam medan magnet bumi. Salah satunya, menurutnya, adalah medan magnet yang berasal dari bola di dalam perut bumi. Ini membuatnya berkesimpulan kalau ada empat bola konsentris berongga di dalam perut bumi. Bola-bola berongga ini memiliki atmosfer yang bisa mendukung kehidupan.



Menurutnya, Aurora borealis yang sering terlihat di kutub sebenarnya adalah gas bercahaya di dalam perut bumi yang berhasil lolos dari lapisan tipis kerak bumi di wilayah kutub.

Teori yang diajukan oleh Halley kemudian diadopsi oleh ilmuwan ternama lainnya, seorang ahli matematika bernama Leonhard Euler (1707-1783) danJohn Leslie (1766-1832).

Bedanya, Euler menolak ide adanya beberapa bola konsentris seperti yang diajukan Halley dan menggantikannya dengan satu bola berongga yang memiliki matahari berdiameter 600 mil yang menyediakan cahaya dan panas untuk peradaban luar biasa yang hidup disana.


Di lain pihak, John Leslie memang memiliki pendapat yang mirip dengan Euler. Bedanya, ia percaya kalau matahari yang ada di dalam bola berongga itu ada dua, bukan satu. Ia memberi keduanya nama Pluto dan Proserpine.

Lalu, teori hollow earth kembali diadopsi oleh John Cleves Symmes (1780) yang sampai akhir hayatnya memperjuangkan teori ini tanpa kenal lelah.

Symmes adalah mantan tentara dan pengusaha. Ia juga percaya kalau bumi ini memiliki rongga dan jalan masuk menuju rongga itu berada di kutub utara dan selatan. Ia memperkirakan jalan masuk ini memiliki lebar 4.000 mil dan 6.000 mil.


Perjuangan Symmes bahkan sampai membuatnya berhasil melobi kongres Amerika sehingga presiden Amerika saat, John Quincy Adams, menyetujui pendanaan ekspedisi menuju Antartika. Namun, sebelum sempat dikucurkan, presiden berikutnya, Andrew Jackson, membekukan pendanaan itu.

Ekspedisi mencari pintu Hollow Earth
Setelah kematian Symmes, salah seorang pengikutnya yang bernama Jeremiah Reynolds, berhasil meyakinkan pemerintah Amerika untuk melakukan ekspedisi ke Antartika pada tahun 1838.

Memang para penjelajah tidak menemukan lubang raksasa disana, namun mereka menemukan bukti kalau Antartika bukan cuma sekedar wilayah es, melainkan benua bumi yang ke-7.

Teori Hollow Earth kembali mendapat perhatian pada tahun 1846 karena adanya penemuan bangkai utuh seekor Mammoth di Siberia.

Dalam tubuh mammoth itu ditemukan tanaman yang belum tercerna. Ini menunjukkan kalau hewan ini mati dengan tiba-tiba ketika sedang makan. Beberapa orang percaya kalau makhluk itu awalnya hidup di wilayah hangat di dalam hollow earth. Lalu, tanpa sengaja tersesat keluar lewat lubang di kutub utara. Ketika bertemu dengan wilayah dingin, hewan ini mati seketika.

Tentu saja, ini cuma teori yang tidak bisa dibuktikan. Tapi paling tidak penemuan ini membuat antusiasme mengenai Hollow earth terus berkembang hingga menarik perhatian Jules Verne, seorang penulis fiksi sains.

Pada tahun 1864, ia menerbitkan buku berjudul Journey to the Center of the Earth yang menceritakan mengenai sebuah lubang di Islandia yang menuju ke dalam perut bumi.

Pada tahun 1869, teori Hollow earth mulai berkembang menjadi semakin mengada-ngada.

Cyrus Teed dan Hollow Earth
Cyrus Reed Teed, seorang herbalis dan alkemis, mengaku kalau ia mendapatkan penglihatan mengenai seorang wanita yang memberitahukan kepadanya kalau ia berasal dari dalam rongga di dalam perut bumi.

Penglihatan ini cukup mempengaruhi hidup Teed. Empat puluh tahun berikutnya, ia mempromosikan ide ini ke seluruh dunia. Bahkan ia mendirikan sebuah sekte bernama Koreshans yang pengajarannya berkisar kepada dunia Hollow Earth.

Tidak sampai disitu, Teed kemudian memperkenalkan modifikasi baru dari teori hollow earth yang sering disebut Concave Sphere. Menurutnya, KITA-lah yang sedang hidup di dalam rongga bumi. Jadi, ada manusia lain yang hidup di dunia atas.


Tidak ada Lubang di Kutub
Pada awal abad ke-20, transportasi sangat minim. Wilayah kutub belum terjelajahi dengan sepenuhnya. Karena itu, tentu saja teori Hollow Earth akan menjadi sangat susah dibantah.

Tapi, semuanya berubah ketika penerbang Richard E.Byrd (1888-1957) berhasil melakukan penerbangan melintasi kutub utara dan selatan. Ia tidak menemukan adanya lubang raksasa seperti yang dipercaya para penganut teori Hollow earth.

Pada abad 20. kutub utara dan selatan bukan lagi wilayah yang misterius. Transportasi yang lebih maju dan satelit yang secara teratur menghasilkan citra bumi dari luar angkasa sebenarnya sudah bisa menjelaskan kalau di kutub utara dan selatan, tidak terdapat lubang menuju Hollow Earth.

Hollow Earth dan UFO
Walaupun begitu, teori ini masih saja menarik perhatian banyak orang. Bahkan, mereka mulai mengaitkannya dengan fenomena UFO. Contohnya Ernst Zundel yang menulis buku berjudul UFOs - Nazi Secret Weapons?.

Ia mengklaim kalau Hitler dan batalyon terakhirnya berhasil lari ke Argentina dengan sebuah kapal selam, lalu mendirikan sebuah markas untuk piring terbang di sebuah lubang di kutub selatan yang mengarah ke dalam perut bumi. Zundel juga percaya kalau Nazi berasal dari ras terpisah yang berasal dari dalam perut bumi. Sepertinya Zundel memiliki pandangan yang sama dengan Hitler.

Pandangan ini mungkin muncul karena pada tahun 1940an, Hitler yang menjadi sangat tertarik dengan ide mengenai Hollow Earth disebut pernah mengirim ekspedisi menuju Rugen, salah satu pulau di Baltic, walaupun tidak membawa hasil. 

Ray Palmer adalah penulis lain yang mengkaitkan antara Hollow earth dengan piring terbang. Pada tahun 1940an, bersama Richard Shaver, ia berspekulasi:'Karena UFO sering terlihat di langit bumi sepanjang sejarah, maka pastilah UFO-UFO tersebut berasal dari bumi'.

Jadi, menurut mereka, UFO tersebut sebenarnya berasal dari dalam perut bumi yang berongga. Shaver bahkan mengaku pernah tinggal bersama orang-orang dari dalam perut bumi. Pandangan ini membuat keduanya dikenal sebagai bapak gerakan ufology modern. Tentu saja teori ini akan sangat sulit dibuktikan. Tetapi, tetap saja banyak orang lain yang masih percaya adanya rongga di dalam perut bumi.

Beberapa bahkan mengaku pernah masuk kedalamnya. Ada yang bilang kalau mereka mencapai rongga di dalam perut bumi lewat gua-gua purba atau lubang pertambangan kuno. Ada lagi yang berteori kalau segitiga bermuda adalah jalan masuk menuju rongga di dalam perut bumi.

Sebagian percaya kalau pintu masuk yang sebenarnya bukan di wilayah kutub, melainkan di wilayah lainnya di dunia seperti Gunung Shasta di California, Gua Mammoth di Kentucky atau pegunungan Himalaya di Tibet.

Gunung Shasta

Pada tahun 1993, Katharina Wilson menulis sebuah buku berjudul The Alien Jigsaw. Dalam bukunya, ia menceritakan mengenai pengalamannya diculik oleh alien dan dibawa ke dunia bawah tanah. Buku serupa juga pernah ditulis tahun 1995 oleh Timothy Good yang menceritakan pengalamannya dibawa ke markas UFO di dalam tanah.

Ketika Halley dan Euler merumuskan teori Hollow Earth, tidak ada yang menganggapnya mengada-ngada. Soalnya, para ilmuwan itu hidup di abad ke-17 dimana ilmu pengetahuan mengenai struktur bumi belum sempurna. Lagipula, banyak wilayah bumi yang belum terjelajahi. Tapi, ketika sains modern mulai berkembang, kitapun tahu kalau bumi ini tidak berongga.

Struktur Bumi yang Sebenarnya
Bagaimana kita bisa yakin kalau bumi ini tidak berongga?

Ada beberapa argumen, misalnya, walaupun kita tidak pernah melihat isi perut bumi, namun kita bisa "melihatnya" dengan menggunakan vibrasi (umumnya lewat gempa bumi) yang bergerak dari ujung bumi yang satu ke yang lain. Dengan menggunakan metode ini, para geologis bisa menggambarkan kondisi struktur bumi yang sebenarnya. Dari sini kita tahu kalau bumi ini memiliki inti dan kerak bumi, tanpa rongga tentu saja.



Jika bumi ini berongga, maka ia akan memberikan hasil yang berbeda dalam pengamatan seismik.

Lalu, kita juga tahu kalau di bawah kerak bumi, terdapat batu-batuan panas cair yang bernama magma. Ini bisa terjadi karena suhu akan menjadi semakin tinggi sesuai dengan kedalaman. Pada kedalaman sekitar 100 kilometer, suhu di dalam perut bumi diperkirakan sebesar 1.200 derajat celcius.

Magma ini bisa keluar menuju permukaan bumi lewat gunung-gunung api di seluruh dunia. Magma yang keluar dari perut bumi disebut dengan Lava. Kalau ada rongga di dalam perut bumi, Bagaimana menjelaskan pengaruh suhu yang tinggi ini terhadap rongga tersebut?

Struktur bumi yang kita kenal sekarang juga terlihat ketika manusia membuat lubang ke dalam perut bumi. Lubang terdalam yang dibuat oleh manusia saat ini adalah lubang yang terdapat di Sovyet. Dalamnya 12,3 kilometer. Sampai sejauh ini apa yang diamati dari pengeboran itu masih sesuai dengan ilmu geologi yang dikenal saat ini.

Jadi, kita tidak pernah menemukan lubang raksasa di kutub. Kita juga tidak punya bukti kalau bumi ini berongga dan ada matahari yang menyertainya. Sekarang, bahkan dengan mudah kita dapat mengakses google earth dan melihat sendiri kondisi di kutub atau tempat-tempat lain di dunia.

Karena itu, boleh dibilang, setelah hampir 400 tahun sejak diajukan oleh Halley, teori Hollow Earth telah berpindah tempat dari dunia sains menuju dunia pseudo sains.

Cadborosaurus terekam kamera di teluk Nushagak, Alaska


Makhluk yang dianggap sebagai Cadborosaurus terekam kamera di teluk Nushagak, Alaska

Pada tahun 2009, ada desas-desus kalau seorang nelayan di Alaska telah berhasil merekam makhluk misterius yang disebut sebagai Cadborosaurus dan menyerahkan hasil rekaman itu kepada Discovery Channel. Desas-desus itu ternyata benar dan pada hari ini Discovery channel akan menayangkan rekaman tersebut secara exclusive.

Apakah kita telah mendapatkan bukti keberadaan makhluk cryptid Cadborosaurus?

Bisa saja. Walaupun masih terlalu jauh untuk menyimpulkannya dengan pasti.

Rekaman yang menarik ini diambil oleh seorang nelayan di teluk Nushagak, Alaska, pada tahun 2009, dan akan ditayangkan perdana hari ini pada acara"Hillstranded", sebuah dokumenter spesial dari Discovery Channel.

Pada rekaman tersebut, terlihat adanya seekor (atau lebih) makhluk panjang seperti ular sedang berenang di teluk. Ukurannya kurang lebih sekitar 6 sampai 9 meter dengan punuk di punggungnya. Makhluk itu juga menyemburkan air dari punggungnya seperti seekor ikan paus. Ini cukup luar biasa karena tidak ada ikan yang menyemburkan air dari punggungnya selain paus. Makhluk dalam rekaman tersebut, jelas bukan seekor paus.

Ini screen shot rekaman tersebut. Kalian bisa menyaksikan cuplikan dari discovery channel di akhir postingan ini.

Ketika melihat makhluk dalam rekaman tersebut, mungkin orang-orang akan segera menghubungkannya dengan Nessie, cryptid paling termashyur di dunia dari Lochness, Skotlandia. Namun, para cryptozoologyst yang menyaksikannya menemukan kalau makhluk itu lebih mirip dengan makhluk cryptid lainnya, yaitu Cadborosaurus, yang diberi nama berdasarkan teluk Cadboro di British Columbia, tempat makhluk jenis ini pertama kali ditemukan.

Paul LeBlond, mantan kepala Department of Earth and Ocean Sciences di universitas British Columbia mengatakan kepada Discovery News kalau ia sangat terkesan dengan rekaman tersebut. LeBlond pernah membantu menulis buku mengenai Cadborosaurus yang berjudul "Cadborosaurus: Survivor from the deep".

"Walaupun rekaman itu diambil pada situasi yang sedikit hujan dan kapal yang bergoyang, rekaman itu terlihat sangat asli."

Cadborosaurus sendiri memiliki nama julukan Cadborosaurus Willsi, yang berarti reptil atau kadal dari teluk Cadboro. Namun, kadang-kadang orang-orang hanya menyebutnya sebagai Caddy.

Makhluk ini dianggap sebagai salah satu jenis ular laut yang memiliki kepala seperti kuda, mata yang besar dan punggung yang berpunuk.

Penampakan makhluk seperti ini telah dilaporkan selama puluhan tahun. Namun baru pada tahun 1937 ditemukan bangkainya di Queen Charlotte Island, British Columbia. Bangkai itu ditemukan di dalam perut seekor ikan paus.

Sejak saat itu, nama Cadborosaurus mulai dikenal secara luas.

Bangkai Cadborosaurus yang misterius itu kemudian diteliti dan disimpulkan sebagai bangkai anak paus. Namun kesimpulan ini ditolak oleh sebagian orang, termasuk oleh pekerja yang menemukannya pertama kali.

Misteriusnya, bangkai itu kemudian hilang entah kemana.

Karena itu, rekaman Alaska menjadi sangat penting bagi para cryptozoolgyst yang ingin meneliti kembali kemungkinan keberadaan makhluk ini.

Banyak peneliti percaya kalau Cadborosarus adalah sejenis belut raksasa atau Frill Shark (Yang memang berbentuk mirip belut). Namun LeBlond menyangsikannya karena gerakan makhluk yang terlihat dalam rekaman tidak seperti gerakan seekor ikan.

"Pastilah makhluk (dalam rekaman) itu sejenis reptil atau mamalia karena ia bergerak naik turun (berosilasi) secara vertikal. Ikan sendiri bergerak ke kiri dan kanan."

Tentu saja satu-satunya cara untuk menentukan identitas makhluk itu adalah dengan menemukan makhluk misterius tersebut. Rekaman ini mungkin bisa menjadi patokan bagi para cryptozoolgyst.

Jim Covel, senior manager pada Monterey Bay Aquarium, menyimpulkannya dengan sangat baik.

"Kita memang masih menemukan banyak spesies baru di dalam lautan sehingga memungkinkan beberapa orang untuk mengakomodasi pikiran-pikiran seperti ini dan mengisi kekosongan yang ada dengan imajinasi. Namun, hal ini menunjukkan betapa eksplorasi ilmiah sangat dibutuhkan."

Siapa tahu, mungkin suatu hari Cadborosaurus yang misterius itu akan muncul kembali.

Saksikan rekaman tersebut dari cuplikan penayangan Discovery Channel berikut ini:


Bridgewater Triangle yang Misterius


Bridgewater Triangle yang Misterius

Di dunia yang penuh misteri ini, ada wilayah yang menjadi tempat penampakan-penampakan bigfoot, ada wilayah yang menjadi tempat penampakan monster air. Ada wilayah yang menjadi tempat penampakan UFO dan alien. Lalu.. ada Bridgewater Triangle. Di tempat ini, misteri UFO dan Cryptozoology bertemu. 
Lokasinya berada di selatan Massachusetts, tidak jauh dari tempat tinggal Lizzie Borden, sang pembantai legendaris. Luasnya kurang lebih 200 mil persegi dan berpusat pada sebuah rawa. Kelihatannya tidak ada yang menarik di lokasi ini, namun bagi para peneliti fenomena paranormal, tempat ini merupakan sebuah objek studi yang menarik. 
Bridgwater Triangle masuk ke dalam peta dunia paranormal ketika Loren Coleman, seorang Cryptozoologyst, menulis buku "Mysterious America" pada tahun 1983. Ia menceritakan bagaimana selama ratusan tahun, lokasi ini menjadi gudang penampakan-penampakan aneh. 
Mungkin itu juga yang menyebabkan penduduk dari suku Indian Wampanoagmemberi nama rawa di tengah segitiga ini "Hockomock" yang berarti "Tempat dimana roh-roh berdiam". Sedangkan nama yang diberikan masyarakat koloni Inggris di sekitar tempat itu adalah "Rawa Setan". 
Seharusnya kalian sudah mulai bergidik sekarang. 
Tunggu sampai kalian mendengar fenomena apa yang ada di wilayah itu. Kalian hanya perlu menyebutnya. Apakah itu UFO, ataukah Bigfoot, Pterodactyl, mutilasi ternak, ukiran-ukiran aneh tidak terpecahkan, ular misterius, kutukan indian, ritual satanic, pembunuhan ala Jack the Ripper atau cahaya-cahaya aneh. Semuanya pernah dilaporkan muncul di Bridgwater Triangle.
Salah satu wilayah yang masuk ke dalam Bridgewater Triangle adalah kota Freetown dan Fall River. Pada tahun 1979, di dalam hutan lebat yang menjadi bagian kedua kota tersebut, tiga wanita muda ditemukan tewas termutilasi dengan tengkorak hancur. Tiga wanita ini ternyata pekerja seks di kota Fall River. 
Pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini kemudian menemukan unsur ritual satanic dalam pembunuhan sadis tersebut dan tiga tersangka belakangan ditangkap dan dijatuhi hukuman. 
Di wilayah itu juga, di dekat sungai Taunton, terdapat sebuah batu yang disebut Dighton Rock. Batu ini memiliki inskripsi aneh di permukaannya yang hingga kini belum diketahui maknanya. 
Beberapa orang menduga kalau inskripsi tersebut mungkin dibuat oleh suku asli wilayah Massachusetts. Spekulasi lain bermacam-macam. Ada yang menyebutkan kalau inskripsi itu buatan Norse, Portugis, orang Finisia atau bangsa Cina. Yang pasti, batu besar seberat 40 ton ini telah menambah aura misteri di lokasi ini.
Peristiwa-peristiwa misterius di Bridgewater Triangle kebanyakan dilaporkan setelah tahun 1970. Namun fenomena tidak terjelaskan di wilayah ini telah dimulai sejak berabad-abad lampau, bahkan sejak negara Amerika Serikat belum berdiri. 
Misalnya, pada tanggal 10 Mei 1760, para penduduk di daerah itu melihat sebuah bola cahaya bersinar terbang melayang di langit. Bola misterius tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat terang seperti matahari dan bisa dilihat oleh penduduk Bridgewater dan Roxbury. Setelah peristiwa tersebut, penampakan serupa terus dilaporkan hingga sekarang. 
Pada malam Halloween tahun 1908, UFO kembali terlihat. Saat itu, dua penduduk sedang berjalan pulang ketika mereka melihat cahaya seperti lantera raksasa di langit. Cahaya itu melayang sekitar 40 menit di udara. 
Pada tahun 1968, lima orang mengaku menyaksikan sebuah bola cahaya aneh melayang-layang diantara pepohonan di wilayah Rehoboth. 
Pada tahun 1976, dua UFO terlihat mendarat di jalan Rute 44 dekat Taunton. 
Pada tahun 1999, Courtney Cullen menyaksikan UFO di dekat danau Nippenicket, dekat rawa Hockomock. 
"Tiba-tiba ada suara kencang. Lalu ada cahaya di udara. Tidak berwarna, hanya cahaya terang. Cahaya itu turun dengan cepat ke arah rumah di belakang tempat kami berada. Dan ketika ia terlihat seperti akan menabrak rumah tersebut, ia berbelok dan dengan kecepatan luar biasa menghilang begitu saja." 
Bukan hanya cahaya misterius dan benda terbang aneh yang menyukai wilayah ini. Pada tahun 1970, laporan masuk ke aparat setempat mengenai penampakan seekor monster setinggi 2 meter dan berbulu seperti gorilla. Sebuah deskripsi yang serupa dengan Bigfoot
Pihak kepolisian segera menyusuri lokasi untuk mencari keberadaan monster tersebut. Namun tidak menemukan apa-apa. 
Peneliti paranormal Joseph M. DeAndrade mengklaim juga pernah menyaksikan makhuk seperti itu pada tahun 1978. Ia menyaksikannya sedang berjalan dengan pelan menuju pepohonan di rawa Hockomock. DeAndrade menceritakan kesaksiannya pada buku yang ditulisnya tahun 1997, Passing Strange: True Tales of New England Hauntings and Horrors. Saat itu usia DeAndrade 24 tahun dan ia sedang berdiri di tepi Clay Banks, sebuah kolam dekat rawa. 
"Aku sedang berdiri disana, dan karena satu alasan, aku menoleh. Pada jarak sekitar 200 yard ada makhluk itu. Well, aku tidak tahu persis makhluk apa itu. Seluruh tubuhnya berbulu berwarna coklat seperti campuran manusia dan kera. Ia sedang berjalan masuk ke dalam hutan. Tapi aku tidak berdiri mematung untuk menyaksikan kemana ia pergi. Aku lari ke arah jalan raya." 
Sekitar tahun 1983, John Baker, seorang veteran, sedang berkano menyusuri rawa Hockomock sendirian. Saat itu malam hari. Sementara menikmati aktivitasnya, tiba-tiba John mendengar suara gemerisik di balik pepohonan. Lalu, ia terdiam. Beku karena rasa takut. John melihat satu makhluk besar berbulu masuk ke air hanya berjarak beberapa meter darinya. 
"Aku tahu ia bukan manusia karena ketika makhluk itu melewatiku, aku bisa mencium baunya." Kata John saat ia diwawancara pada tahun 1998. "Baunya seperti sigung.. lembab dan kotor." 
Sampai akhir hayatnya pada tahun 2001, John tetap berpegang teguh pada ceritanya. 
Tahun 1970an itu juga ditandai dengan penampakan monster misterius lainnya. Kali ini berupa burung besar seperti Pterodactyl. Pada tahun 1971, burung semacam ini muncul dan terlihat di wilayah Bird Hill. Rentang sayap burung ini diperkirakan mencapai 2,5 hingga 3,5 meter. 
Pada tahun 1984, dua burung serupa konon terlihat sedang bertarung di udara.  Tidak ada yang tahu pasti burung jenis apa yang dilaporkan para saksi tersebut.
Peristiwa misterius lainnya yang terjadi di Bridgwater adalah dua kasus mutilasi ternak yang terjadi pada tahun 1998.
Kasus pertama adalah seekor sapi dewasa yang ditemukan termutilasi di dalam hutan. Sedangkan insiden lainnya adalah sekumpulan sapi yang ditemukan mati juga dengan tubuh termutilasi. Polisi menduga pembunuhan ini berkaitan dengan ritual satanic. 
Lalu, sama seperti kota-kota misterius lain di dunia, Bridgewater juga memiliki legenda mengenai hantu dan roh. 
Sejarah mengenai fenomena hantu di wilayah ini sudah bermula sejak berabad-abad yang lampau dengan kisah yang beragam. Namun yang paling terkenal adalah legenda mengenai penumpang berkepala merah di rute 44. Legenda ini dimulai sejak 1969 hingga tahun 1980an. 
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah mengenai sepasang suami istri yang mobilnya mogok di malam hari. Sang suami lalu menyuruh istrinya diam di mobil sementara ia pergi mencari telepon. 
"Saya berharap menemukan sebuah rumah yang lampunya masih menyala."Kata sang suami. 
"Tiba-tiba, aku melihat seorang pria sedang duduk di pinggir jalan. Ia terlihat acak-acakan dengan rambut merah berantakan." 
Lalu ia menghampiri pria lusuh tersebut untuk menanyakan lokasi telepon terdekat. Pria misterius itu tidak menjawab. Ia kembali bertanya, lagi.. dan lagi. 
Masih tidak ada jawaban. Namun pria tersebut menyeringai. 
kemudian ia menanyakan apakah pria itu baik-baik saja. 
Tiba-tiba raut wajah pria lusuh tersebut berubah menjadi aneh. Ia berhenti menyeringai, lalu melipat bibirnya. Sang suami yang memperhatikan perubahan itu kemudian melihat matanya dan ia melihat sesuatu yang aneh.. sesuatu yang sangat salah. Bola mata tersebut seluruhnya berwarna putih!
Saat itu ia sudah mulai panik dan berlari dengan cepat kembali ke mobilnya diiringi tawa kencang pria misterius di belakangnya. Ia menoleh dan pria lusuh tersebut sudah hilang! 
Namun suara tawanya tetap menggema seakan-akan masih berada di belakangnya. 
Ketika sampai ke mobilnya, ia menemukan istrinya berdiri di samping mobil dengan wajah pucat pasi. Istrinya bercerita, sementara menunggu suaminya, ia menyalakan radio untuk mendengar musik ketika tiba-tiba siaran terputus. Lalu terdengar suara lirih pelan dari radio memanggil namanya dan kemudian... suara itu berubah menjadi tawa histeris!
Well readers, itu adalah cerita yang luar biasa.
Lalu apa yang menyebabkan wilayah ini menjadi begitu misterius? 
Chris Pittman, seorang peneliti paranormal yang telah meneliti Hockomock selama puluhan tahun, mengatakan bahwa rawa tersebut sesungguhnya berevolusi dari aktivitas glasial menuju ke penumpukan deposit alluvium hingga ke busuknya tanaman-tanaman di tempat itu sehingga membuatnya memiliki karakter tanah yang unik. Ini menyebabkan timbulnya anomali gravitasi yang memungkinkan munculnya hal-hal aneh dan misterius. 
"Di seluruh dunia, ada area-area yang memiliki vortex atau jendela dimana hukum gravitasi sepertinya tidak berjalan seperti yang dipahami oleh dunia nyata," Kata Pittman. "Walaupun memang tidak semua tempat ini dipenuhi aktivitas paranormal, saya sangat yakin kalau tempat dimana banyak laporan fenomena paranormal pastilah memiliki vortex dimana gravitasi tidak berlaku normal." 
Pittman memang belum mengalami hal-hal yang supranatural di rawa Hockomock, namun ia percaya kalau fenomena itu benar-benar ada. 
Christopher Balzano, yang mengepalai Massachusetts Paranormal Crossroads, juga mengaku punya jawaban atas anomali Bridgewater. 
Menurutnya ketika para pengungsi dari Inggris tiba dan berdiam di wilayah tersebut, terjadi konflik berdarah antara pihak pengungsi dengan suku asli. Kedua belah pihak melakukan pembunuhan sadis dan massal. Rawa Hockomock kemudian menjadi ladang pembantaian yang paling berdarah di Amerika. Ketika konflik berakhir, suku Wampanoag berada di pihak yang kalah. Tanah mereka diambil dan kebanyakan anggota mereka dibunuh. 
Balzano mengatakan,"Sebagian orang mengatakan bahwa roh-roh Wampanoag yang marah merupakan sebab terjadinya peristiwa paranormal di rawa. Ini cuma sebagian kecil dari penjelasannya. Namun saya akan berbicara lebih jauh. Saya rasa Vortex memang sudah ada di wilayah ini sebelum kedatangan pengungsi dan bahkan sebelum keberadaan suku asli. Vortex tersebut berkontribusi terhadap sadisnya konflik antara pengungsi Inggris dengan Wampanoag. Dan Vortex itu juga menyuburkan rasa sakit dan aura jahat di wilayah itu hingga hari ini."
Dengan kata lain.. misteri. 
Melihat seekor Bigfoot bercengkerama dengan alien, dinaungi sayap Pterodactyl dan diiringi suara tawa arwah penasaran.... That's my wildest dream..
referensi:

Get this widget!